Thrichoderma
Trichoderma sp. merupakan sejenis cendawan / jamur yang termasuk kelas ascomycetes. Trichoderma sp ini memiliki aktivitas antifungal sehingga dikembangkan sebagai sebuah teknik untuk menggusur jamur penyebab penyakit pada tanaman. Jamur ini punya kemampuan berkembang biak dan daya adaptasi yang lebih baik dibandingkan jamur pentebab penyakit. Ada beberapa jenis jamur antagonis yang sudah ditemukan, namun yang terbukti paling efektif dan mudah dikembangkan selama ini oleh petani adalah jenis Trichoderma sp, yaitu penggusur jamur penyebab busuk akar pada aneka tanaman.
Jamur Trichoderma ini diambil dari alam kemudian dikembangbiakkan dalam labolatorium. Setelah berhasil dibiakkan dan sudah menunjukkan warna hijau kehitaman kemudian diformulasi dengan mineral pembawa sehingga dapat tersimpan lama dalam bentuk dorman. Apabila akan diaplikasikan formulasi ini melalui pengocoran atau dicampur pupuk kandang/kompos.
Jamur Trichoderma Sp dalam teknologi bio-control mempunyai peran ;
1. Sebagai Biofertilizer (pupuk organik)
Trichoderma bekerja memperbaiki struktur tanah di sekitar perakaran tanaman dengan cara menguraikan zat-zat organik yang ada di dalam tanah. Didalam tanah sebenar nya terdapat banyak zat organik, namun dalam bentuk ukuran yang tidak dapat diserap oleh tanaman. Dengan adanya Trichoderma ini maka bahan organik tersebut akan di urai, dan setelah diurai oleh Trichoderma, zat-zat tersebut akan berubah menjadi ion-ion yang dapat diserap dan dimanfaatkan oleh tanaman. Dalam bahasa lain, trichoderma ini dapat berperan sebagai dekomposer lambat.
2. Sebagai Biopestisida ( fungisida organik /agen hayati)
Trichoderma yang bersifat parasit terhadap jenis jamur lain ini, bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan dan penyebaran patogen tular tanah penyebab penyakit perakaran seperti : Fusarium Oxsporum, Ralstonia Solanacearum,
Rizoctonia Solani, Phytopthora Infestans dan lain-lain.
3. Sebagai Bio stimulant (Perangsang akar)
Jamur Trichoderma mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kecepatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, terutama kemampuannya untuk menyebabkan produksi perakaran sehat dan meningkatkan angka kedalaman akar (lebih dalam di bawah permukaan tanah). Akar yang lebih dalam ini menyebabkan tanaman menjadi lebih resisten terhadap kekeringan, seperti pada tanaman palawija dan tanaman hias.
Beberapa jenis Trichoderma sp. yang potensial dikembangkan sebagai agens hayati adalah ; Thricohderma harzianum, Thricoderma virens, Trichoderma hamatum, Trichoderma amazonicum dan Trichoderma atroviride.
Formula MOSA GLIO berbahan aktif Thrichoderma Harzianum & Gliocladium sp
Produk agens hayati MOSA GLIO produksi MMC mempunyai 2 bahan aktif dari jenis jamur antagonis (antifungal), yakni Gliocladium sp & Trichoderma sp. Diantara jenis Thrichoderma sp tersebut, Trichoderma harzianum merupakan salah satu yang dikembangkan dan diformulasi dalam MOSA GLIO karena memiliki aktivitas antifungal yang tinggi.
Kedua bahan aktif tersebut; yakni Thrichoderma harzianum dan gliocladium sp diformulasi dalam bahan pembawa berupa serbuk biopolimer yang menjaga bahan aktif dalam kondisi dorman. Mineral biopolimer ini juga mempunyai sifat peka terhadap kelembaban, sehingga ketika terbuka/diaplikasikan akan membantu bahan aktif untuk segera berkembangbiak secara aktif. Dalam 1 kemasan sachet (100 gr) MOSA GLIO tekandung sampai dengan n x 10¹³spora per gram sehingga dengan kepadatan yang tinggi tersebut formulasi ini bisa diaplikasian dan efisien dan praktis oleh petani.
Trichoderma harzianum dapat memproduksi enzim litik dan antibiotik antifungal. Selain itu Trichoderma harzianum juga dapat berkompetisi dengan patogen dan dapat membantu pertumbuhan tanaman. Trichoderma harzianum memiliki kisaran penghambatan yang luas karena dapat menghambat berbagai jenis fungi.
Trichoderma harzianum memproduksi metabolit seperti asam sitrat, etanol, dan berbagai enzim seperti urease, selulase, glukanase, dan kitinase. Hasil metabolit ini dipengaruhi kandungan nutrisi yang terdapat dalam media. T. harzianum dapat memproduksi beberapa pigmen yang bervariasi pada media tertentu seperti pigmen ungu yang dihasilkan pada media yang mengandung amonium oksalat, dan pigmen jingga yang dihasilkan pada media yang mengandung gelatin atau glukosa, serta pigmen merah pada medium cair yang mengandung glisin dan urea.
Saat berada pada kondisi yang kaya akan kitin, Trichoderma harzianum memproduksi protein kitinolitik dan enzim kitinase. Enzim ini berguna untuk meningkatkan efisiensi aktivitas biokontrol terhadap patogen yang mengandung kitin.
Hits: 64